Review Cemburu : Di Antara Sakura Padang Salju
Judul Buku : Cemburu
Penulis : Hapsari Hanggarini
Penerbit : Bukune
Tebal : 202 Halaman
ISBN : 602-220-087-3
Blurb;
Hiduplah seperti bunga sakura. Meski
singkat, bisa memberi kebahagiaan bagi orang lain - bahkan hanya dengan melihatnya.
Hikari
Kau bersama dia yang begitu sempurna. Aku
cemburu. Tapi, aku tak tahu bagaimana untuk mengungkapkan rasa ini tanpa
menyakiti dirimu dan diriku. Apakah aku hanya bagai bunga sakura bagimu? Yang
merekah sejenak, lalu gugur ketika musim semi berganti.
Kau menyukaiku, benarkah?
Shin
Dia antara butiran salju dari pucuk-pucuk
pohon di sebuah padang salju yang putih menyilaukan, aku menemukan seraut
wajah. Kau, bukan dia. Dan, aku selalu berharap kau duduk di bangku taman itu
meski meski nyatanya aku menemukannya selalu kosong. Aku mencoba kembali
menumpuk harapan di hati, sendiri.
Aku menyukaimu - ah, bukan, aku mencintaimu, bolehkah?
Kapan kau akan tahu?
* *
*
Ini adalah sebuah novel ke dua mbak
Hapsari yang saya baca. Menceritakan tentang sebuah percintaan anak remaja di
Jepang, tentang ijime -atau bisa disebut dengan bullying- antar siswa. Bercerita tentang seorang
remaja lelaki bernama Kawamura Shin yang blasteran Jepang-Indonesia. Memiliki
seorang adik bernama Kawamura Risa. Mereka selalu berpindah-pindah tempat
tinggal karena mengikuti ayahnya yang selalu ditugaskan di luar pulau Jepang. Saat
ia masih SD, Shin sempat menetap di Tokyo dan merusakan pesawat mainan Hasegawa
Ken. Bermulai dari situlah Ken menyimpan rasa dendam pada Shin.
Kekesalan Ken memuncak saat Ibarashi Natsumi
-mantan pacar Ken- terlihat sangat dekat dengan Shin. Ken
masih terus mengijime Shin. Namun Shin hanya sabar dan diam menerima
perlakuan kasar Ken padanya. Ternyata kebencian Ken untuk Shin tidak sampai di
situ. Yamamoto Hikari, sepupu Ken mencintai Shin dan keduanya sedang membuat
hubungan yang begitu dekat. Ken tidak habis pikir, bagaimana mungkin dia akan
menerima Shin jika dia benar-benar berpacaran dengan Hikari. Belum lagi kedekatan
Shin dengan Natsumi hanya akan membuat harapan kosong untuk Hikari.
Dari situ lah pergumulan Ken dan Shin
memuncak, hingga berujung perkelahian. Pada akhirnya ..... sila baca sendiri
novelnya. Hehe :D
* *
*
Kali ini mbak Hapsari tetap menjatuhkan
pilihannya dengan berlatar kota Sapporo, Jepang. Dan saya tidak akan
mengomentari latarnya ataupun bahasanya. Karena saya sudah yakin bahwa
pengetahuan penulis yang satu ini tentang Jepang khususnya kota Sapporo tidak
diragukan lagi. Beliau memang pernah tinggal di kota tersebut. *bikin ngiri
deeh* -_-
Yup, yup entah kenapa novel yang ini
pembawaannya lebih halus dan manis. Berbeda sekali dengan novelnya yang
sebelumnya. Uggh... saya merasa membaca buku panduan wisata bukan novel
romance. Hehe covernya pun sangat sederhana namun terkesan manis dengan
lukisan sebuah pohon sakura di padang salju.
Saya suka dengan penuturan mbak Hapsari yang mengangkat kata-kata yang baru
digunakan pada novel berlatar Jepang. Seperti kata-kata oni (setan),
half (sebutan untuk orang yang berdarah campuran), kisama (sialan),
yosh, se..no.. (aba-aba; seperti satu..dua..). Saya hanya tersenyum melihat
kata-kata itu ada dalam novel ini. Bagi saya pribadi itu tidak lah asing,
karena memang saya penggila kebudayaan Jepang. *bilang aja penggila anime*
xD
Namun bagi orang yang terbilang baru, mungkin kata-kata itu terbilang aneh
dan tak terbiasa. Itu lah yang membuat novel ini berbeda dengan novel berlatar
Jepang lainnya.
Dan saya suka scene
saat Shin membalas dendam perbuatan Ken yang sudah mengijimenya dengan
batuan adiknya, Risa. Itu pun setelah membujuk dan bernegosiasi dengan adiknya.
Haha lucu aja siih ngebayanginnya waktu Ken liat cewek yang baru dikenalnya di
kolam renang, malah berboncengan sepeda dengan Shin.
Tapi maaf saya
belum bisa menaikan rating saya dari yang sebelumnya. 3 of 5 leafs.
:)
Komentar
Posting Komentar