Review STPC Barcelona, Te Amo
Judul Buku : STPC Barcelona, Te Amo
Penulis : Kireina Enno
Penerbit : Bukune
Tebal : 266 Halaman
ISBN : 602-220-090-3
Blurb;
Tadinya, musim panas selalu muram.
Lalu, dia datang dengan senyumnya yang indah,
ketika waktu mendamba detik-detik yang hangat
dari matanya. Entah bagaimana, hati Katya begitu dingin
ketika menepis uluran tangan laki-laki
itu.
Kesepian pun menghantamnya.
Sepanjang La Rambla, angin menepi.
Sayap-sayapnya membawa Katya menari
di antara pilar-pilar Gothic Quarter yang sunyi.
Membanngkitkan rindu kepadanya,
seperti ombak kepada pantai yang menunggu.
Maka, di sinilah Katya berada kini.
Menyambut genggaman tangannya.
Di Placa de Catalunya, tempat merpati bercengkrama.
Ketika matahari menyinari Barcelona.
Dia bagai musim panas yang begitu indah.
“Te amo,” pelan ucap Katya.
Akankah dia dengar?
Te amo siempre,
* *
*
Tidak
semuanya yang kau kira. Ketidakadilan pandanganmu menjengkelkan. Ini untukmu,
meski aku tak tahu mengapa harus sepeduli itu. -Katya
Barcelona Te Amo ini bercerita tentang seorang gadis yatim piatu-Katya Sadewi-yang dibesarkan oleh Pamannya. Katya ini
adalah seorang yang pendiam, penurut dan memiliki bakat seni dalam melukis.
Sedangkan sepupunya-Alexandra
Hadiningrat-selalu
memanfaatkan Katya agar selalu tutup mulut dan memberikan alasan jika Sandra
pulang telat ketika masih SMA dulu. Sandra yang bersifat egois, ceroboh dan bossy
ini mencintai seorang pemuda yang selalu bersama mereka berdua semenjak kecil. Evander
Mulya, dia juga yang selalu membereska keonaran yang diperbuat Sandra.
Ketika Sandra menyatakan perasaan cintanya
kepada Evan, Evan mengaku bahwa dia mencintai kedua gadis bersaudara itu. Dan
tidak dapat memilih salah satu dari mereka. Karena Katya pun dulu mempunya
perasaan yang sama seperti Sandra kepada Evan. Kemudian Katya yang tahu masalah
itu mulai menarik diri dari mereka berdua agara Evan memilih sepupunya saja.
Kemudian Katya memutuskan untuk melanjutkan kuliah di Universitat de
Barcelona jurusan seni rupa yang telah ditawarkan oleh pamannya.
Akhirnya Katya dapat sedikit melupakan
masalalunya di Indonesia bersama Evan, itu berkat sahabatnya juga-Lucia-yang selalu menemaninya. Lambat laun Katya
mulai mebuka diri untuk menikmati hidupnya di Barcelona, dan juga bertemu
dengan seorang kurator seni terkenal di Eropa, Manuel Estefan. Manuel
tertarik dengan bakan melukis Katya, dia pun menyukai lukisan-lukisan Katya
yang berada di galeri kecil milik teman lama pamannya. Tak disangka-sangka
Manuel mengajak Katya untuk mengikuti pameran besar yang akan diadakan dua
bulan lagi. Awalnya Katya menolak, kemudia dia menerima tawaran itu karena
suatu alasan.
Katya pikir hidupnya di Barcelona mulai
dari saat itu akan menyenangkan, namun ternyata walaupun dia sudah lari sejauh
mungkin dari Sandra dan Evan, dia tetap terjebak di antara mereka. Sandra
tiba-tiba datang ke Barcelona tanpa memberitahu Katya sebelumnya. Kemudian
disusul dengan Evan yang juga datang ke Barcelona dengan alasan pekerjaan.
Semuanya membuat Katya resah, perasaannya mulai tak menentu saat mengetahui
bahwa mereka berdua ternyata sudah memutuskan hubungan mereka. Belum lagi
Sandra yang selalu tebar pesona kepada Manuel sang kurator seni.
Bagaimana kelajutan dari kisah Katya di
Barcelona ini? Ulah yang seperti apa lagi yang Sandra perbuat di Barcelona
sehingga membuat kesabaran Katya habis dan menyuruhnya segera pulang ke Indonesia?
Dan kenapa tiba-tiba Evan menghindar dari Katya? Lalu bagaimana dengan pameran
seni yang diadakan oleh Manuel? Baca sendiri kelanjutan ceritanya di novel STPC
Barcelona Te Amo ya!! ;D
Matahari membuatnya berkilauan, meski di
matanya ada kesedihan yang mengalir diam-diam. Mengapa aku peduli? -Manuel
* *
*
Erm.. komentarnya gimana yah... Pokonya
sukaaaaaaaaaaa... aah,, penulis yang karyanya baru pertamakali saya baca ini
dapat mencuri hatiku. Hehe untuk covernya sendiri bagus, tidak terlihat
norak karena sketsanya pun halus dan berkesan sendu dan romantis. Cocok dengan
kepribadian tokoh Katya. Sinopsisnya pun menggelorakan hati, benar-benar isi
hati Katya tertuang dalam sinopsis tersebut.
Penulis berhasil membuat pembaca gemas
terhadap sifat Sandra yang selalu sinis kepada Katya. Saya selalu menggeram
dalam hati, ‘Ih si Katya kenapa selalu membela Sandra sih. Sandranya mah
ga peduli sama Katya. Pengen saya ulek deh itu tokoh Sandra!!’ xD belum laig
sifat Evan yang plin-plan rasanya pengen nampol tuh cowok ake sendal jepit.
Hehehe untuk tokoh favorit sudah pasti Manuel Estefan sang kurator seni ‘si
tukang paksa’ itu dong. Hihi sifatnya itu loh yang bikin meleleh para
gadis-gadis Spanyol bahkan Indonesia. *contohnya saya* wkwkwk tokoh Katya pun
tergambarkan jelas sekali seorang yang pendiam dan penurutnya.
Cara pendeskripsian tokohnya sangat
tergambarkan sehingga pembaca pun dapat membayangkan setiap karakter yang ada
di novel ini. Bahkan tokoh sampingan seperti paman Katya dan teman lama
pamannya pun sangat nyata. Sehingga tidak hanya dibuat seperti tokoh pajangan
saja. Bahasanya mengalir ringan, dan memiliki kesan yang mendalam. Pun penulis
mendeskripsikan tempat-tempat indah di Barcelona sangat lugas. Saya suka saat
bagian Katya dan Manuel pergi mengunjungi Museum Pablo Picasso. Aaaaahh~~ mbak
Kireina Enno saya penggemar pelukis terkenal yang satu ini. Saya pengagum dan
penikmat lukisan Picasso, jadi saya sama Manuel cocok juga kan kalau
dipertemukan, sama-sama penggemar lukisan Picasso. Hehehe xD
Nah ini dia tempat-tempat di Barcelona yang telah dikunjungi oleh Manuel dan Katya X3
Universitat de Barcelona; Kampus Katya Sadewi. Pict from here. |
La Rambla; Jalan utama di Barcelona yang mempertemukan Manuel dan Katya. Pict from here. |
Font Magica; Tempat diaman Katya dan MAnuel berdansa bersama air mancur berwarna-warni. Pict from here. |
Els Quatre Gats; Sebuah restoran yang sering di datangi seniman Picasso dulu, dan dikunjungi oleh Katya bersama Manuel. Pict from here. |
Hanya satu yang saya tidak suka dari novel
ini. Prolog nya! Yaampuuun pertama kali baca saya udah ilfil duluan sama
kelanjutan novelnya. Tapi setelah melewati bab satu, dua dan seterusnya, kamu
tidak akan pernah mau menutup buku ini sampai melahapnya hingga tuntas. Wkwk
saya sarankan untuk tidak membaca prolognya terlebih dulu, lansung loncat ke
bab satu. Udah ntaran aja baca prolognya kalau sudah terhipnotis pada kisahnya.
^^v
Halooo... makasih reviewnya! Ada foto2 lokasinya juga! Hehehe :*
BalasHapushehe iya mbak sama-sama ;)
Hapusiya bagus-bagus tempatnya, aku juga penggemar Picasso soalnya ;D
Suka ya? Kok beda hehe.................
BalasHapus