Review Èclair: Pagi Terakhir di Rusia


Judul Buku : Èclair
Penulis : Prisca Primasari
Penerbit : GagasMedia
Tebal : 234 Halaman
ISBN : 979-780-472-0

Blurb ;

Seandainya bisa, aku ingin terbang bersamamu dan burung-burung di atas sana. Aku ingin terus duduk bersamamu di bawah teduhnya pohon-berbagi èclair, ditemani matahari dan angin sepoi-sepoi. Aku ingin terus menggenggam jari-jarimu, berbagi rasa dan hangat tubuh-selamanya.


Sayangnya, gravitasi menghalangiku. Putaran bumi menambah setiap detik di hari-hari kita. Seperti lilin yang terus terbakar, tanpa terasa waktu kita pun tidak tersisa banyak. Semua terasa terburu-buru. Perpisahan pun terasa semakin menakutkan.

Aku rebah di tanah. Memejamkan mata kuat-kuat karena air mata yang menderas. “Aku masih di sini,” bisikmu, selirih angin sore. Tapi aku tak percaya. Bagaimana jika saat aku membuka mata nanti, kau benar-benar tiada?

*       *       *

Ehem.... saya harus mulai mereview dari mana yah? Sedikit bingung. Soalnya ini novel amazing. Penulis dapat membuat pembaca masuk kedalam dunianya para tokoh dalam novel ini. Seolah-olah pembaca dapat melihat keseluruhan kejadian yang terjadi di novel ini. Dan aku juga sempat bingung saat membaca novel ini. Bingungnya bukan karena plot atau alur cerita. Tapi, bingung, ini saya lagi baca novel lokal apa terjemahan yah? Habisnya atmosfir Rusia dan Parisnya kental sekali. Mulai dari penjabaran nama tokoh dan latar kehidupan dari setiap masing-masing tokohnya itu sendiri.

Aku suka Rusia.  Dan aku juga suka tokoh yang bernama Sergei Valentinich Snegov. Kenapa aku menyukainya? Karena Seryozha-panggilan akrab untuk Sergei-memiliki iris yang menawan. Abu-abu. Aku menyukai pria asing beriris abu-abu, sejak bertemu dengan teman asal Germany yang sedang berlibur di Indonesia. Dia bernama Christ, saya masih ingat betapa menawannya dia dengan matanya yang beriris abu-abu itu. Dan saya pun membayangkan Christ sebagai Seryozha saat membaca novel ini.

Christ and his mother (^^)

Aku juga menyukai scene ketika Ekaterina Fyodorovna mencari pelaku sebenarnya bersama Claudine yang sudah memfitnah sahabatnya Kay Nikolai Olivier sebagai pembunuh seorang patissier terkenal Tatiana Andreyeva. Tapi ada beberapa hal dan adegan yang sedikit mengganjal untuk ku di bab ini. Aku memang penyuka novel-novel karya Sir Arthur dan Agatha Chrstie, sang raja dan ratu penulis novel misteri. Namun saya sadar, ini bukanlah novel misteri atau detektif. Jadi hal ini tak begitu dipermasalahkan olehku.

Penulis juga dapat membuat hati para pembaca berkecamuk saat konflik-konflik itu bermunculan dalam novel ini. Dan berhasil membuatku membayangkan sosok Stepanych Snegov yang selalu memberikan kecerian pada mata biru cemerlangnya melalui kueh èclair yang dibuatnya. Tiba-tiba saja jatuh sakit tak berdaya karena penyakit liver yang menyerangnya. Aku sempat menitikan air mata, namun tak membuatku menangis keseluruhan. Saat Lhiver Sartre Olivier akhirnya mau mengunjungi kembali sahabatnya yang sedang berjuang hidup untuk bisa bertemu lagi dengan sahabatnya walau hanya sebentar. Saat Lhiver datang dan memegang tangan Stepanych dan menangis menyesali kesalahannya di masa lalu.

Lihat sendiri kan dari nama tokohnya saja sudah kental sekali dengan nama-nama bangsawan Eropa. Membaca novel ini serasa memasuki zaman Rusia kuno. Karena mbak Prisca pun membubuhkan pengetahuan yang baru tentang Rusia di pertengahaan abad. Sayangnya itu tidak disertai dengan footnotes yang lengkap. Hanya ada beberapa footnotes saja. Saya samapai harus bolak-balik mbah google untuk mencari makna dari suatu kata yang tidak saya mengerti. But, its ok. I enjoy to read this book. I give 5 of 5 stars for rated this book.

Komentar

  1. Aku juga suka novel ini. Ahh tapi aku cuma kasih 3 bintang ._.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha aku kalau kasih bintang liat dulu ceritanya. Kalau aku kasih bintang 5 sama itu buku, berarti belum tentu bisa aku membuat sebuah cerita yang seperti itu. :)
      Kalau aku kasih 2 bintang untuk sebuah buku, berarti aku juga bisa membuat cerita novel yang seperti buku tersebut. Gitu hehe

      Hapus
    2. Kalo aku gak berani kasih bintang 2. Seburuk-buruknya cerita, aku tau penulisnya udah berusaha keras. Soalnya aku belum tentu bisa nerbitin novel hehehe

      Hapus
    3. waah berarti anggapan kita berbeda yaa. kalau aku siih benar-benar menilai buku tersebut, tidak sembarang enilai. hehehe

      Hapus
    4. Aku juga gak sembarang jilai kok ada kriteria-kriteria tertentu menurut personal tapi skalanya 3; 3,5; 4; 4,5; 5; gak dimulai dari satu. Kecuali satu buku yang gak akan aku sebut judulnya hehe dulu pernah kasing rating 1 bintang di goodreads karena ya mempermainkan agama, I think.

      Hapus
    5. iya tapi dalam penilaiannya kita berbeda. tak apa kawan, perbedaan itu indaaahh... saling melengkapi, muehehehe xD

      Hapus
  2. wah perdebatan panas tentang rating buku nih :)
    aku juga suka sama buku ini, covernya keren banget :)

    BalasHapus
  3. wkwkwk xD
    iyaah elegan banget, sweet. namun bisa terlihat ada cerita kesedihan dari covernya aja. hehe

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer