Review Sapporo no Niji
Judul Buku : Sapporo No Niji
Penulis : Hapsari Hanggarini
Penerbit : GagasMedia
Tebal : 232 Halaman
Tahun Terbit : 2012
3 of 5 stars.
1 bintang untuk covernya yang sweet.
2 bintang untuk penjelasan latar dan budaya jepangnya yang mendalam.
3 bintang untuk footnotes bahasa Jepang yang detail.
Oke
pertama bisa dibilang saya ini kolektor buku atau novel berlatar
Jepang. Setengah koleksi di rak buku saya hampir seluruhnya buku berbau
Jepang. Namun begitu saya sangat tidak suka dengan novel yang
menggunakan bahasa slang (elu - gue) walaupun buku itu 'berbau' Jepang.
Jadi saya ucapkan terimakasih untuk mbak Hapsari karena tidak menggunakannya, mungkin saya akan berpikir untuk menambah setengah bintang lagi. Hehe
Jadi saya ucapkan terimakasih untuk mbak Hapsari karena tidak menggunakannya, mungkin saya akan berpikir untuk menambah setengah bintang lagi. Hehe
Namun betapa kecewanya saya saat membaca novel
Jepang yang satu ini. Rasanya saya tidak sedang membaca novel romance
yang berlatar kota Sapporo. Keromantisannya pun sama sekali tidak saya
rasakan. Saya seperti membaca buku panduan pergi ke Jepang. Flat.
Di
sini diceritakan seorang gadis Indo merantau ke Jepang, tepatnya di
kota Sapporo, untuk meneruskan study-nya. Lala namanya. Bertemu dengan
pria Jepang yang kakkoii saat pertama kali tiba di Sapporo, untuk
menanyakan letak toilet. Modus. Haha xD
Lala jatuh cinta pada pria
tersebut yang belakangan diketahui bernama Hiroshi. Eeeh tak
disangka-sangka si kakkoii itu tinggal di seberang apartemenya Lala.
Makin senang lah dia. Hoho
Semenjak itu Hiroshi mulai memberi
perhatian lebih pada Lala. Kemunculn Alvin si tokoh pria yang berasal
dari Indo pula saat Hiroshi mengajaknya makan sushi bersama Lala, dalam
acara penyambutan Lala ke Jepang. Alvin jatuh cinta pula pada Lala saat
pandangan pertama. Namun Lala selalu tak menganggap kehdiran Alvin.
Kasian kasian kasian. xD
Di tengah cerita (Bab 10) tiba-tiba muncul Daigo, pria Jepang yang menyukai Lala. Makin mumet lah saya bacanya. Haha
Sepertinya
Hiroshi sangat amat tidak menyukai sekali kehadiran Daigo. *pemborosan
kata, tidak untuk ditiru wkwk xD* Usut punya usut, ternyata Hiroshi dan
Daigo memiliki rahasia yang tidak diketahui Lala. Daaaaaannn...... udah
ah baca sendiri. Hehe :p
Ide ceritanya sih bagus banget. Penulis
berusaha membuat yang berbeda dengan membuat konflik percintaan antara
satu gadis dan tiga pria. Tapi ide tersebut memiliki kelemahan
tersendiri, yaitu tidak adanya konflik dan klimaks yang dapat membuat
emosi pembaca turun naik. Mungkin lebih bagus tokoh perempuannya
ditambah satu. *sok tau* XD
Untuk tokoh utama sendiri Lala san tidak
memiliki chemistry sama sekali dengan Hiroshi san maupun Alvin san.
Terkesan Lala itu hanya terobsesi memiliki pacar orang Jepang hanya
untuk memperbaiki keturunan, bukan karena benar-benar mencintai Hiroshi
dari lubuk hati. Minus satu untuk Lala. Dan aku lihat Lala itu ko ke
Jepang malah sibuk pengen dapetin cowok orang Jepang ya, padahal dia
dengan susah payah dapat restu dari orangtua. Penulis tidak menuliskan
sedikit pun pemikiran Lala yang hanya ingin fokus belajar atau ingat
pesan-pesan ortunya di rumah untuk kuliah dengan serius. Minus dua untuk
Lala. Itu lah saya malah jadi ilfil sama tokoh utamanya. Mbok ya saya
cewek juga ga gitu-gitu amat. Hehe piss mbak haps ^^V
Pun dengan
Hiroshi. Ilfil dengan sifatnya. Hiroshi selalu memanjakan Lala dan
protektif sekali saat Lala dekat dengan Daigo sampe marah dan menjauh
dari Lala. Tapi dia sampe akhir cerita pun tidak memberi tahu alasannya
dan masa lalunya pada Lala. I think Hiroshi is a loser. Saya malah lebih
suka tokoh Daigo. Dia gantle banget sampe minta maaf berulang kali pada
Hiroshi walaupun dia tahu Hiroshi tidak akan memaafkannya sampe
kapanpun.
Alvin. Samaaaa bikin ilfil juga. Alvin kesannya memberi
perhatian terus menerus pada Lala bukan didasari dari hatinya. Tapi kaya
lagi berlomba sama Hiroshi dan dia ga mau kalah.
Tapiiii mbak
Hapsari sukses membuatku terpukau akan keindahan dan tempat-tempat
menarik yang ada di kota Sapporo. Jadi pengen main ski pake kardus yang
berlapisi plastik niih mbak. Hihi
Overall novelnya good mbak. ^o^b
Bukunya dapet minjem dari orang yang namanya Deta ya :P
BalasHapusiya aja deh biar cepet :p
HapusWah saya mau FOLLOW blog ini belum ada link JOIN THIS SITE nya mba e
BalasHapusHiehiehiehe. Salam kenal dari Blogger Pontianak ya
mannga kang sudah bisa di follow hehe :)
HapusSaya kayaknya gak suka deh sama novel ini. Duh
BalasHapussaya suka dengan latarnya. (^^)
Hapusuntuk ceritanya masih kurang memuaskan.
saya kenal penulisnya siih. hehe
banyak yang bilang buku ini jelek, cari pinjaman aja deh
BalasHapushehehe bukan jelek, tapi kurang bagus :D
Hapus