Review STPC Tokyo: Falling



Judul Buku : STPC Tokyo
Penulis : Sefryana Khairil
Penerbit : GagasMedia
Tebal : 337 Halaman
ISBN : 979-780-663-4

Blurb;

Pembaca tersayang,

Musim panas di Tokyo selalu memiliki banyak warna. Sefryana Khairil, penulis Sweet Nothings dan Coba Tunjuk Satu Bintang, mengajak kita berkeliling di Negeri Sakura bersama dua wartawan bernama Thalia dan Tora.

Keduanya dipertemukan oleh sebuah lensa. Lalu, Danau Shinobazu membuka mata keduanya, tentang bahwa kenyataan sering sekali berbeda dengan asumsi mereka pada awalnya. Thalia dan Tora berbagi tawa dan saling menyembuhkan.

Hingga mereka sama-sama ragu, benarkah semuanya hanya sekedar kebetulan? Ataukah ini adalah satu dari misteri Ilahi yang belum mereka temukan jawabannya?

Setiap tempat punya cerita.
Dan bersama surat ini, kami kirimkan cerita dari Negeri Timur yang sarat akan aroma lembut bunga sakura.

Enjoy the journey,
Editor

*       *       *


“Kamu datang ke duniaku, menjatuhkan rasa merah muda, memberikan kotak berisi wajah-wajahmu, senyum-senyummu, tawa-tawamu, hingga rahasia-rahasiamu.”

 Cerita tentang dua orang insan yang masih mengharapkan mantan kekasihnya. Thalia Nandira, seorang wartawan majalah Belle meliput acara fashion di kota Tokyo setelah mendengar bahwa mantan pacarnya-Dean Pradipta- sedang berada di kota tersebut.  Berharap bahwa dia bisa memperbaiki hubungan mereka kembali, berharap bahwa Dean akan sedikit merubah sifatnya pada dirinya. Namun harapan Thalia tak terwujud, Dean tetaplah Dean yang dulu, yang selalu sibuk dan lebih mementingkan pekerjaannya dibandingkan menemani Thalia di Tokyo.

Tora Argana seorang wartawan juga dan  menyukai traveling bekerja di LiveLife ini tak pikir panjang lagi ketika dirinya ditawari meliput kota Tokyo saat musim panas. Karena di Tokyo ada seseorang yang harus ia temui,  Sato Hana. Mantan pacarnya yang beberapa waktu lalu memutuskan hubungannya secara sepihak tanpa alasan yang jelas. Bahkan kabarnya Hana sudah bertunangan dan akan segera menikah. Tora merasa semuanya sudah tak ada lagi yang perlu dipertahankan.

“Di sanalah aku dan kamu bertemu, tanpa pernah membuat janji lebih dulu.”

Sepertinya takdir punya rencana, Tora dan Thalia dipertemukan saat akan meliput salah satu acara di Tokyo. Setelah pertemuan yang tiba-tiba dan sedikit tak menyenangkan itu, Thalia dan Tora terpaksa meliput bersama karena Tora menjatuhkan telephoto milik Thalia. Siapa yang dapat mengira bahwa kebersamaan mereka selama meliput di kota Tokyo itu menumbuhkan benih-benih cinta. Tuhan ternyata senang membuat kejutan.

“Relationship is like sailing a boat. To make the boat sail, it needs two persons to ride it. Two persons to ride it. Two persons to paddle. If you’re the only one paddling, you’ll get tired eventually.”

Perhatian-perhatian kecil yang diberikan Tora pada Thalia membuatnya selalu merasa istimewa. Thalia nyaman dengan sosok Tora yang cool dan cuek dalam penampilan namun maskulin itu. Di sisi Tora, Thalia merasa ada yang melindunginya, dia tidak sungkan meminta sesuatu dari Tora. Berbeda sekali dengan Dean, entah kenapa Thalia dari dulu hingga sekarang selalu segan meminta sesuatu darinya. Selalu Thalia yang menelepon, selalu Thalia yang menunggu, selalu Thalia yang mengerti, semuanya selalu Thalia yang mengalah. Lama kelamaan Thalia lelah dengan semua itu, dengan Dean yang selalu membatalkan janji-janjinya pada Thalia.

Sekali lagi takdir selalu punya rencana. Saat di hari terakhir Thalia di Tokyo Dean kembali, Dean menemani harinya melihat Festival Tanabata. Tanpa diduganya saat dinner di atas kapal pesiar, saat sunset, Dean melamar Thalia begitu romantis. Bimbang yang Thalia rasakan, bukankah semua ini yang diharapkannya dari awal? Memperbaiki hubungan dengan Dean, bahkan kini Dean melamarnya. Namun Thalia tak merasakan jutaan kupu-kupu beterbangan di perutnya, jantungnya tetaplah berdegup normal. Perasaan yang sungguh tak dapat ia pahami.

Tora menghilang. Dean melamar. Apakah semua ini sudah berakhir? Siapakah pria yang dipilih Thalia pada akhirnya? Saya tegaskan lagi, takdir itu selalu punya rencananya dan Tuhan itu senang sekali memberi kejutan-kejutan dalam hidup. ;D

“Suatu waktu melihatmu terpejam, aku mengira-ngira siapa di balik pejaman matamu. Berharap di sana aku.”

*       *       *

Curhat dulu ya... Sebenarnya saya dari dulu sudah kepengen banget beli buku ini. Sesuai judulnya “TOKYO: Falling”, Kak Sefry berhasil membuat saya fall in love pada kali pertama saya melihat cover bukunya. Sweet banget warnanya pink peach, simple, and romantic. Aaahh suka pokonya... >_<

Ada saja halangan untuk membeli novelnya. Jadi selalu mendahulukan membeli novel yang lain. Hiks..  tapi saya sudah bilangkan, tuhan punya rencana. Tiba-tiba ada seorang teman bertanya pada saya, buku apa yang sedang saya ingin baca. Tidak pikir panjang lagi saya bilang novel ini yang ingin saya baca. Dan akhirnya dia pun membelikannya untuk saya, aahh senangnya dalam hati. Hehe anyway thanks for you’re who give me the book, I love it. :)

Serial STPC kali ini penulis mengepaknya dengan rapi dan pas sesuai dosis. Awal mengira settingnya saat musim semi, soalnya dilihat dari warna covernya yang pink dan keterangan dari sinopsisnya yang menyinggung bunga sakura. Namun penulis mengambil setting musim panas yang menurut saya jarang digunakan penulis jika mengambil latar di Jepang. Dengan setting musim panas di Tokyo, cocok dengan kepribadian si tokoh utama cewek. Thalia Nandira. Ceria, cerewet, kekanakan, dan agak sedikit egois. Itulah gambaran seorang reporter majalah fashion yang dipaparkan oleh penulis. Sedangkan untuk mantan pacarnya, Dean Pradipta ialah gambaran sosok seorang esmud. Seseorang yang sangat memperhatikan penampilan, hard worker, dan ingin segala sesuatunya terencana.

Penulis juga tidak salah memilih profesi untuk tokoh utamanya, reporter. Tokyo itu memang kota yang patut untuk diliput, segala sesuatunya itu sangatlah unik dan menarik untuk dijadikan sebuah berita. Tak ada tempat dan hal yang tidak menarik di kota ini, dengan ditemani seorang reporter juga -yang penampilannya sangatlah cuek dan cool- dapat membuat liputannya tak membosankan. Bahasanya yang ringan dan mengalir itu dapat membuat pembaca enjoy, tidak terkesan sedang memanjang-manjangkan cerita dengan deskripsi yang panjang lebar. Pendeskripsiannya tentang tempat-tempat di Tokyo sangat bagus, pas sesuai porsi. Tidak terkesan seperti pemandu wisata, pengtetahuan yang diberikan oleh penulis mengenai tempat, bahasa, dan kebiasaan orang-orang di Jepang pun akurat. Tidak mengada-ada.

Well, you know that I’ll be like this if I read a novel about Japan. So critical. Actually, suhu musim panas di Jepang itu tidak hangat, tapi panas. Bukan panas menyengat seperti di Indonesia, tapi kelembapan yang rendah, yang dapat membuat seseorang cepat merasakan dehidrasi. Seperti sedang berada di sauna. Oke, this is not important. Just ignore it. Tapi saya suka novel ini, walaupun ada beberapa adegan yang membuat saya risi. Ck.. apa yah, jatohnya terkesan norak bukan romantis. You know what, adegan seperti membersihkan noda makanan di bibir pasangan, memberikan jaket di malam hari. God! Please kill me now. Lol oke itu berlebihan. xD

This is some beautiful place in Tokyo, I collect it from google. :3 

Tokyo Big Sight Convention Center; Saat Tora merusak telephoto milik Thalia. Pict from here

Tokyo Skytree; saat Tora da Thalia melihat Fuji Yama. Pict from here
Liz Lisa; tempat Thalia berbelanja ditemani Tora yang merasa bosan. Pict from here
Love Sclupture Shinjuku; saat Tora dan Thalia berfoto bersama. Pict from here
Daikanransha; saat Tora dan Thalia menaiki biang lala terbesar ke dua di dunia. Pict from here

Saya cukup suka dengan ending storynya, penulis mengepaknya dengan apik. Yaah,, sempet sebel sama si tokoh utama cowoknya sih. Hehe Anyway, ini adalah cover yang paling saya suka dalam serial STPC GagasMedia. For me, this is not romantic story but the unforgettable story. Let’s found your fate and wait what price which bestow of God. 4 of 5 leaf for this novel which make me fall in love. ;)

Komentar

  1. Hai, aku udag follow blog kamu :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. aku udah follow balik, yaampun baru sempet buka blog bulan ini >,<

      Hapus
  2. Yang ngebuat fall in love sama novel ini emang covernya yang unyu banget itu ya ><

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer